Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan biodata ta’aruf
Tidak terlalu detil seperti company profile.
Ungkapkan identitas sejelas-jelasnya.
Ungkapkan cita-cita setelah menikah.
Jujur, tidak ada fakta yang disembunyikan tentang pekerjaan dan penghasilan, keluarga dan orang tua serta informasi yang dianggap perlu dan seringkali menjadi pertimbangan penting yaitu masalah penyakit yang pernah dan sedang diderita.
Tidak terlalu singkat/sedikit seperti informasi di Kartu Tanda Penduduk.
Contoh biodata ta’aruf
Tempat/tanggal lahir : (Cukup jelas).
Agama : Islam.
Jenis kelamin : (Cukup jelas).
Suku : Sebutkan dengan jelas, Jawa, Betawi, Sunda atau yang lainnya?.
Status Perkawinan : Belum menikah, sudah menikah, atau berstatus duda/janda.
Pekerjaan : (Cukup jelas).
Jabatan pekerjaan : Diisi jika ada.
Penghasilan per bulan : Penting untuk ditulis dan diketahui.
Riwayat pendidikan : Mulai sekolah dasar hingga pendidikan terakhir.
Riwayat organisasi : (Cukup jelas).
Nama orang tua kandung : (Cukup jelas).
Nama orang tua angkat : Diisi jika ada.
Alamat orang tua : (Cukup jelas).
Pekerjaan orang tua : (Cukup jelas).
Anak ke/dari : (Cukup jelas).
Hobi/kesenangan : Tulis yang memang disukai. Jika tidak ada, tidak perlu ditulis.
Perilaku baik : Sebutkan perilaku baik yang paling menonjol. Tidak untuk ‘ujub (narsis). Contoh: baik hati, tidak sombong, suka menolong, rajin menabung, hemat tapi tidak pelit, ringan tangan membantu sesama, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Perilaku buruk : Sebutkan perilaku buruk yang paling menonjol. Ini kebalikan dari contoh perilaku baik seperti yang telah disebutkan di atas. Semisal: tukang ngambek, lelet, pemarah, dan lain-lainnya. Tetapi jangan membuka aib masa lalu yang sudah ditutupi oleh Allah dan memang tidak perlu untuk diketahui.
Penyakit : Ditulis jika ada penyakit berat atau menahun. Penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan dengan obat-obatan yang dijual di warung-warung tidak perlu untuk ditulis. Seperti panu, kadas, kurap, batuk, pusing-pusing terkecuali memang penyakit itu berat. Ungkapkan juga kapan penyakit itu diderita, sudah atau sedang dialami.
Penggambaran fisik : Sebenarnya dengan melihat foto yang dilampirkan dalam biodata ini sudah mencukupi. Tetapi tidaklah mengapa untuk diungkapkan terutama masalah tinggi dan berat badan. Agar calon pasangan tidak meraba-raba seberapa ideal sosok calon pasangannya.
Keinginan setelah menikah : Utarakan keinginan bahwa setelah menikah itu apa yang diinginkan. Misalnya, ingin jadi ibu rumah tangga saja, tidak boleh ada televisi di rumah, senantiasa berdakwah, masalah keuangan dipegang oleh istri, tetap melanjutkan kuliah, ingin berumah tangga ala rasulullah, dan masih banyak lagi contoh-contoh keinginan yang lainnya. Ini sebenarnya awal dari sebuah memo of understanding secara singkat dan tertulis sebelum pembicaraan lebih lanjut mengenai itu pada saat ta’aruf.
Kriteria pasangan : Ini diisi jika yang mau menikah belum tahu siapa calon pasangannya dan memasrahkan semuanya pada orang-orang yang dipercayainya seperti misalnya murabbi untuk mencarikan sesuai keinginannya. Jika sudah tahu, isian ini tidak perlu dibuat. Ataupun tidak perlu mengisinya dikarenakan sudah siap untuk menerima siapa saja yang ditawarkan oleh murabbinya itu.
Nama : (Cukup jelas).
Tempat/tanggal lahir : (Cukup jelas).
Agama : Islam.
Jenis kelamin : (Cukup jelas).
Suku : Sebutkan dengan jelas, Jawa, Betawi, Sunda atau yang lainnya?.
Status Perkawinan : Belum menikah, sudah menikah, atau berstatus duda/janda.
Pekerjaan : (Cukup jelas).
Jabatan pekerjaan : Diisi jika ada.
Penghasilan per bulan : Penting untuk ditulis dan diketahui.
Riwayat pendidikan : Mulai sekolah dasar hingga pendidikan terakhir.
Riwayat organisasi : (Cukup jelas).
Nama orang tua kandung : (Cukup jelas).
Nama orang tua angkat : Diisi jika ada.
Alamat orang tua : (Cukup jelas).
Pekerjaan orang tua : (Cukup jelas).
Anak ke/dari : (Cukup jelas).
Nama-nama saudara : (Cukup jelas).
Hobi/kesenangan : Tulis yang memang disukai. Jika tidak ada, tidak perlu ditulis.
Perilaku baik : Sebutkan perilaku baik yang paling menonjol. Tidak untuk ‘ujub (narsis). Contoh: baik hati, tidak sombong, suka menolong, rajin menabung, hemat tapi tidak pelit, ringan tangan membantu sesama, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Perilaku buruk : Sebutkan perilaku buruk yang paling menonjol. Ini kebalikan dari contoh perilaku baik seperti yang telah disebutkan di atas. Semisal: tukang ngambek, lelet, pemarah, dan lain-lainnya. Tetapi jangan membuka aib masa lalu yang sudah ditutupi oleh Allah dan memang tidak perlu untuk diketahui.
Penyakit : Ditulis jika ada penyakit berat atau menahun. Penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan dengan obat-obatan yang dijual di warung-warung tidak perlu untuk ditulis. Seperti panu, kadas, kurap, batuk, pusing-pusing terkecuali memang penyakit itu berat. Ungkapkan juga kapan penyakit itu diderita, sudah atau sedang dialami.
Penggambaran fisik : Sebenarnya dengan melihat foto yang dilampirkan dalam biodata ini sudah mencukupi. Tetapi tidaklah mengapa untuk diungkapkan terutama masalah tinggi dan berat badan. Agar calon pasangan tidak meraba-raba seberapa ideal sosok calon pasangannya.
Tujuan menikah : Ungkapkan sejujurnya. Tidak perlu berbunga-bunga dan sewajarnya saja. Contoh : “untuk bisa menjaga diri saya.”
Keinginan setelah menikah : Utarakan keinginan bahwa setelah menikah itu apa yang diinginkan. Misalnya, ingin jadi ibu rumah tangga saja, tidak boleh ada televisi di rumah, senantiasa berdakwah, masalah keuangan dipegang oleh istri, tetap melanjutkan kuliah, ingin berumah tangga ala rasulullah, dan masih banyak lagi contoh-contoh keinginan yang lainnya. Ini sebenarnya awal dari sebuah memo of understanding secara singkat dan tertulis sebelum pembicaraan lebih lanjut mengenai itu pada saat ta’aruf.
Kriteria pasangan : Ini diisi jika yang mau menikah belum tahu siapa calon pasangannya dan memasrahkan semuanya pada orang-orang yang dipercayainya seperti misalnya murabbi untuk mencarikan sesuai keinginannya. Jika sudah tahu, isian ini tidak perlu dibuat. Ataupun tidak perlu mengisinya dikarenakan sudah siap untuk menerima siapa saja yang ditawarkan oleh murabbinya itu.
cie adhi. udah praktek nih. :p
ReplyDeletehehe.. cuma memberikan informasi fi.. prakteknya mah belum..
ReplyDelete