23 Dec 2011

Catatan 2 : Sahabat Putih Biru



Beberapa waktu yang lalu saat ba’da maghrib tepatnya secara tidak disangka-sangka sahabat lamaku menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke rumahku. Sahabat semasa sekolah menengah pertama dulu. Sosoknya masih saja sederhana dan tidak banyak perubahan pada dirinya. Disertai dengan sepeda motor matic bekas, dia datang ke rumahku. Wajar saja saat ini dia masih saja sederhana karena memang dirinya berasal dari keluarga sederhana asli pencampuran Sunda-Betawi yang telah sejak lama tinggal di Jakarta.

Dulu kami selama dua tahun berada pada kelas yang sama. Kami berdua pun menjadi akrab sewaktu masa putih biru itu. Sehingga tanpa sungkan lagi dia langsung bercerita banyak tentang diri dan kondisinya saat ini kepadaku. Saat ini dia bekerja sebagai pelatih pada sebuah lembaga pengajaran robotic. Sebelum bekerja di sana, dirinya bekerja pada perusahaan outsoursing PT Pertamina. Dia memutuskan untuk beralih pekerjaan karena pada pekerjaan yang lama tidak memungkinkan bagi dirinya untuk kuliah. Alhamdulillah pada pekerjaan yang baru ini, dia dapat menyesuaikan jadwal antara kerja dan kuliah. Alhasil saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa jurusan tekmik informatika pada salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Biaya selama berkuliah dia dapatkan dari hasil bekerja. Selain mampu untuk membiayai kuliahnya sendiri, dia pun sanggup untuk membantu kedua orang tuanya dalam membiayai hidup dan biaya sekolah untuk adik laki-lakinya yang saat ini sudah memasuki sekolah menengah pertama. Oya, sejak setelah sekolah menengah atas dulu, sahabatku itu ingin sekali untuk melanjutkan studi nya ke perguruan tinggi negeri. Namun apa daya kondisi keuangan keluarga pada waktu itu yang tidak memungkinkan baginya untuk dapat kuliah. Pada saat ini, dirinya telah mampu membuat kedua orang tuanya bangga. Bangga kepada anaknya yang mampu untuk berkuliah dan membantu perekonomian keluarga dari hasil jerih payah sendiri.

Satu hal yang tidak ku duga sebelumnya, sahabatku itu pun bercerita tentang hal yang menurutku sangat pribadi. Cerita tentang seorang perempuan berkerudung yang telah dikenalnya kurang lebih satu tahun lamanya. Perkenalan sahabatku dengan perempuan itu pada awalnya melalui jejaring social facebook. Secara tidak sengaja sang perempuan menambahkan facebook sahabatku sebagai teman pada facebooknya. Komunikasi pun dimulai sejak saat itu.

Sang perempuan sebaya dengan sahabatku dan saat itu tercatat sebagai mahasiswi yang sedang menempuh studi sarjananya pada salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta. Dia tengah menyusun tugas akhirnya. Perbincangan mereka berdua pun pada awalnya hanya sebatas tugas akhir sang perempuan. Sang perempuan memohon pertolongan kepada sahabatku untuk membantu menyelesaikan tugas akhirnya. Gayung pun bersambut dan sahabatku dengan senang hati membantunya.

Sehingga lambat laun perbincangan semakin intensif baik itu melalui facebook, sms maupun telepon. Bahkan tidak tanggung-tanggung lagi, sahabatku rela menyempatkan diri di sela-sela kesibukkan kuliah dan bekerja untuk membantu tugas akhirnya secara langsung ketika sang perempuan memintanya untuk bertemu. Dari kebaikan hati sahabatku itu, ternyata semakin lama jauh dalam lubuk hati sang perempuan tumbuh perasaan suka dan kagum akan sosok sahabatku itu. Sang perempuan tengah dilanda asmara dan jatuh hati kepadanya. Seakan-akan tidak mampu untuk menolak perasaannya, sahabatku itu pun menaruh perasaan yang sama pada sosok perempuan itu. Dan akhirnya mereka pun mengikrarkan hubungan melalui pacaran.. Bersambung…..